Senin, 10 Desember 2012
KUTA BALI
16.32
No comments
Pantai
Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak
di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia.
Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata
turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal
70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai
lawan dari pantai Sanur. Berikut ini beberapa gambar kuta bali :
Sebelum
menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang. Di mana produk
dari lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. Pada abad ke-19, Mads
Lange, seorang pedagang Denmark, datang ke Bali dan mendirikan basis
perdagangan di Kuta. Keahliannya dalam bernegosiasi, membuat Mads Lange sebagai
pedagang yang terkenal antara raja-raja Bali dengan Belanda.
Hugh
Mahbett juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Praise to Kuta” yang
berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas akomodasi
wisata. Tujuannya untuk mengantisipasi ledakan wisatawan yang berkunjung ke
Bali. Buku itu kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun fasilitas
wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Di
Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur
diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam
jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai
Legian. Rosovivo, Ocean Beach
Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang
pantai Kuta.
Pantai
ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing),
terutama bagi peselancar pemula. Lapangan
Udara I Gusti Ngurah Rai terletak
tidak jauh dari Kuta.
Untuk tiket masuk ke pantai Kuta tidak dikenakan biaya. Tetapi
jika Anda datang dengan menggunakan kendaraan pribadi, maka Anda harus membayar
biaya parkir sebesar Rp. 5.000,- per kendaraan.
Dibutuhkan
waktu sekitar 10 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai ke Pantai Kuta.
Transportasi yang dapat digunakan yaitu, taksi, kendaraan pribadi atau bus. Jika menggunakan
bus, akan berhenti di Central Parkir Kuta. Dari sini, Anda dapat melanjutkan
perjalanan menuju pantai dengan transportasi umum, dengan tarif Rp. 10.000,-
PULAU RAJA AMPAT
16.14
No comments
Kepulauan Raja
Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para
penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan
pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Kepulauan Raja Ampat merupakan
tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama
wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber,
merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh
dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora
dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang
berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan,
Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar
50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia.
Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di
daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature
Conservancy, dan Lembaga
Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat
di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total
jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska,
dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan
75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas
area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada beberapa kawasan terumbu
karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase
penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara P.
Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur Selatan dan
Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu
karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol
dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek,
ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa
menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup
walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung. Berikut ini beberapa gambar pulau raja ampat :
Spesies yang unik yang bisa dijumpai
pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan
endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta
point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan ditemani
beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan
Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda
bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies
dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan
barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika
kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat,
dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge
atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta
dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Karena daerahnya yang banyak pulau
dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu
memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift
dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih
sambil menerobos kumpulan ikan.
Di kawasan gugusan Misool ditemukan
peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang diterakan pada dinding batu
karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut
dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini
sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur
penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.
Sisa pesawat karam peninggalan Perang
Dunia II bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman, seperti di Pulau Wai.
sumber : id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat
BOROBUDUR
15.56
No comments
12JAN
Berkunjung ke candi Borobudur pastilah kita akan menemui banyak patung dan stupa, hampir di setiap teras lantai (halaman) pada setiap tingkat kita akan menemukan berbagai patung Budha dengan berbagai ciri yang melekat. Keunikan utama candi ini yang dominan adalah tersebarnya ratusan, bahkan mungkin ribuan patung Budha di seluruh teras/lantai dan relung pada setiap tingkatan candi (ulasan bentuk candi dijelaskan dalam Stuktur Bangunan Borobudur). Patung yang ada di candi Borobudur terbagi dalam dua lokasi, yaitu yang berada di teras (halaman) pada lantai 1, 2, dan 3 (tingkatan Arupadhatu) berjumlah 72 buah dan yang berada di relung-relung candi (tingkatan Rupadhatu) sebanyak 432 buah, sehingga jumlah total patung yang terdapat di candi ini adalah 504 buah.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa patung dan stupa yang terdapat di candi ini merupakan simbolisasi tentang suatu ajaran yang diaktualisasikan dalam bentuk pahatan/bentukan/ukiran yang tipenya “mungkin” beraliran dari Mahayana (uraian detil ada di Sejarah Borobudur), akan tetapi menurut beberapa para ahli yang lain aliran yang dianut pada masa itu adalah adhi budha (awal ajaran budha). Konsep ini mengacu dari implementasi konsep Budha tertua yang direfleksikan dalam bentuk mudra lima arah mata angin yang disebut Dhayani Budha, dan diaktualisasikan dalam pahatan patung budha Aksobhya, Amoghasiddhi, Amitaba,Ratnasambhawa dan Wairocana. Faktor lain yang memperkuat hipotesis ini adalah adanya aktualisasi latar dan halaman dalam tiga tipe berundak, hal itu menjelaskan tentang definisi tiga alam, sampai pembuatan sudut lengkung tipikal stupanya mengikuti bentuk dari alur sinar matahari menyinari khatulistiwa, yang kemudian disimpulkan menjadi sebuah ilmu pisikologi pada aliran yang pernah eksis di wilayah kawi puncak (Sutanto, 2005).
Pembagian posisi dan letak patung Budha yang terdapat di candi ini selengkapnya adalah
- Tingkat Rupadhatu terdapat 432 arca dengan ukuran semakin ke atas semakin kecil dan diletakkan pada relung, dengan perincian; teras I sebanyak 104 arca, teras II sebanyak 104 arca, teras III sebanyak 88 arca, teras IV sebanyak 72 arca, dan teras V sebanyak 64 arca.
- Tingkat Arupadhatu terdapat 72 arca dengan ukuran yang sama dan diletakkan di dalam stupa, dengan perincian; teras VI sebanyak 32 arca, teras VII sebanyak 24 arca, dan teras VIII sebanyak 16 arca.
Secara sepintas seluruh patung Budha tersebut serupa, tetapi apabila diamati secara lebih detil, maka akan nampak secara jelas perbedaannya, yakni pada posisi atau sikap tangannya. Sikap tangan inilah yang menjadi ciri khas pengelompokkan setiap patung Budha di candi ini, ciri ini dikenal dengan istilah Mudra arah mata angin, yang disebut dengan Dhayani Budha.
Mata Angin Utara; Patung yang menghadap arah mata angin ke utara dinamakan Dhayani Budha Amoghasidi, dengan nama mudra Abhaya-mudra. Sikap tangan dari mudra ini adalah tangan kiri terbuka dan menengadah pangkuan, sedang tangan kanan diangkat sedikit diatas lutut sebelah kanan dengan telapak menghadap kemuka. Sikap ini melambangkan kondisi manusia yang berada dalam tahapan menenangkan diri.
Mata Angin Timur; Patung yang menghadap arah mata angin ke timur dinamakan Dhayani Budha Aksobhya, dengan nama mudra Bhumispara-mudra. Sikap tangan dari mudra ini adalah tangan kiri menengadah di atas pangkuan, sedang tangan kanan menempel pada lutut sebelah kanan dengan telapak menghadap ke dalam/menelungkup dan jari menunjuk ke bawah. Sikap ini melambangkan saat Budha memanggil Dewi Bumi, sebagai saksi ketika beliau menangkis semua serangan iblis dan roh jahat.
Mata Angin Selatan; Patung yang menghadap arah mata angin ke timur dinamakan Dhayani Budha Ratnasambhawa, dengan nama mudra Wara-mudra. Sikap tangan dari mudra ini adalah tangan kiri terbuka dan menengadah di atas pangkuan, sedang tangan kanan menempel pada lutut kanan menengadah keatas, dan jari-jari menunjuk ke atas. Sikap ini melambangkan kondisi manusia yang memberikan amal dan memberi anugrah.
Mata Angin Barat; Patung yang menghadap arah mata angin ke barat dinamakan Dhayani Budha Amithaba, dengan nama mudra Dhayana-mudra. Sikap tangan dari mudra ini adalah kedua tangan diletakkan dipangkuan, yang kanan diatas yang kiri, dengan telapak kanan menengadah dan kedua jempolnya saling bertemu. Sikap ini melambangkan kondisi manusia yang sedang mengheningkan cipta dan bersemedi.
sumber : http://nustaffsite.gunadarma.ac.id
Senin, 19 November 2012
21.09
No comments
INOVASI
GATOT GUNUNGKIDUL
Rizka
Wulandari
Siswa
SMA N 2 Wonosari
A. PENDAHULUAN
Gatot merupakan salah satu makanan
yang ada di Gunungkidul. Bagi masyarakat Gunungkidul, gatot dijadikan sebagai
makanan pokok. Namun, seiring berkembangnya zaman gatot saat ini hanya
dijadikan sebagai makanan camilan. Camilan ini bertekstur lengket dan berwarna
kehitaman. Meskipun demikian, gatot mempunyai kandungan serat yang tinggi.
B. PEMBUATAN GATOT
Bahan baku pembuatan gatot adalah
gaplek. Bumbu yang diperlukan untuk membuat gatot yaitu singkong, gula merah,
parutan kelapa, dan garam.
Pembuatan gatot dimulai dari
merendam gaplek dengan air kapur sirih selama semalam untuk mendapatkan warna
hitam dan mendapatkan kekenyalan. Kemudian, gaplek yang sudah direndam selama
semalam dikukus dengan panci pengukus
hingga empuk. Setelah itu, gaplek yang sudah empuk dipindahkan ke dalam piring.
Selagi masih panas, gaplek yang sudah dipindahkan ke dalam piring di taburi
parutan kelapa dan garam untuk mendapatkan rasa gurih. Untuk mendapatkan rasa
manis, dapat ditaburi kelapa dicampur dengan gula merah yang sudah dihaluskan.
Gatot pun jadi dan siap untuk dihidangkan. Menghidangkan gatot bisa dengan
piring dilapisi daun pisang sehingga tampilan akan terlihat cantik dan menambah
selera makan.
C. PENGALAMAN MENIKMATI GATOT
Gatot banyak ditemui di pasar-pasar
tradisional yang ada di Gunungkidul. Saat ini gatot biasa dimakan untuk
menemani minum kopi atau menjamu tamu yang sedang berkunjung.
Pengalaman pertama penulis saat
makan gatot ketika masih kelas 5 SD. Penulis makan gatot pertama kali di tempat
tinggalnya di Desa Simo 1, Genjahan Ponjong, Gunungkidul. Gatot yang dimakan
oleh penulis adalah gatot yang diperoleh ibu penulis. Waktu itu, ibu penulis
dari pasar membawa oleh-oleh gatot.
Penulis heran ketika oleh-oleh yang
dibawa ibu penulis berwarna hitam dan bertekstur lembek. Karena heran dengan
makanan yang dibawa ibu penulis, penulis makan gatot tersebut dan setelah
mencicipi gatot tersebut penulis tidak menyangka karena gatot yang dibawa ibu
penulis rasanya manis dan berdominasi gurih. Kenyalnya gatot pun juga terasa.
D. FUNGSI GATOT DI GUNUNGKIDUL
Dilihat dari kandungan gizinya,
gatot merupakan makanan yang tinggi akan serat. Di dalam 100 gram gatot
terkandung sekitar 4,2 gram serat pangan (Linda
Mustika, 2012). Kandungan serat yang ada di dalam makanan yang dikonsumsi
mampu menyerap kolesterol yang terdapat di dalam tubuh serta dapat mengikat
kolesterol dan mengeluarkannya dari tubuh. Oleh karena itu, masyarakat di
Gunungkidul mengkonsumsi gatot sebagai makanan pokok dan untuk mempertahankan
kearifan local karena gatot sudah ada sejak dulu dan masyrakat berusaha untuk
tetap mempertahankan makanan tradisonal tersebut.
E. UPAYA MENSEJAJARKAN GATOT DENGAN MAKANAN MODERN
Seperti realita di jaman modern
seperti ini, makanan tradisional gatot mulai tidak diminati oleh masyarakat. Hal
ini disebabkan oleh banyaknya makanan fastfood
atau junkfood yang mulai menjamur di
kalangan masyarakat. Bahkan kaum pemuda pun jarang sekali yang mengetahui
makanan tradisional gatot. Gatot memang makanan tradisional yang bisa dibilang ndeso, namun cita rasa yang dimiliki
gatot tidak kalah dengan makanan modern saat ini. Meskipun berwarna kehitaman
namun gatot tidak berbahaya dari segi kesehatan. Warna hitam pada gatot
merupakan warna khas gatot.
Untuk meningkatkan atau
memperkenalkan gatot sebagai makanan tradisonal perlu adanya inovasi baru.
Misalnya memberikan inovasi gatot dengan berbagi macam rasa seperti rasa
strawberry, pandan, anggur, keju dan lain sebagainya. Namun, inovasi dengan
menambahkan rasa tidak boleh menghilangkan rasa khas gatot itu sendiri. Selain
itu, kemasan instan untuk gatot juga perlu. Sehingga, bagi masyarakat yang
kesulitan untuk membuat gatot tidak perlu dipersulitkan lagi untuk membuatnya.
Aroma gatot juga perlu diperhatikan. Aroma gatot bisa ditambahkan dengan
pengharum makanan seperti vanili supaya lebih menggoda selera makan seseorang.
Disamping rasanya, penampilan gatot
sebaiknya juga harus terkonsep sedemikian rupa sehingga selera makan masyarakat
untuk makan gatot tinggi. Selain itu, warung gatot juga perlu diinovasi.
Biasanya pemuda saat ini sering nongkrong
di kafe. Oleh sebab itu, warung gatot bisa dimodifikasi layaknya kafe.
Penyajian dan pelayanannya pun mirip dengan kafe sehingga pemuda akan lebih
mengenal gatot dengan sentuhan suasana kafe. Meskipun warung gatot terkonsep
layaknya kafe, harga gatot harus terjangkau. Dengan inovasi baru, kualitas,
kekhasan serta kandungan gizi yang ada pada makanan gatot harus tetap terjaga.
Gatot merupakan makanan tradisional
khas Gunungkidul yang bahan bakunya gaplek. Cara membuatnya cukup mudah.
Jajanan tinggi serat ini mempunyai cita rasa yang khas yaitu manis didominasi
dengan gurih dan kenyal. Untuk mensejajarkan gatot dengan makanan modern, gatot
dapat diinovasi dengan rasa baru seperti strawberry, pandan, keju dan
lain-lain. Namun, kekhasan rasa asli gatot tetap terjaga. Selain itu, inovasi
warung gatot layaknya kafe juga perlu guna menarik minat pemuda untuk singgah
mencicipi gatot.
G. DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)